Catatan Filsafat

WEBSITE BERISI CATATAN DAN ANALISIS TENTANG FILSAFAT, ILMU, PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, NILAI, DAN ETIKA
BY MUHAMMAD QATRUNNADA AHNAF
A.K.A. MQAHNAF

Full width home advertisement

Esai

Puisi

Post Page Advertisement [Top]

"...daripada pusing mikirin hijabnya udah halal apa belom..." [Muhes, Aldo. 2016]
   Ada benarnya juga ketika saya membaca kalimat si Aldo tersebut, salah satu sahabat saya yang gila (seperti saya). Memang sangat booming sekarang, perdebatan apakah hijab itu harus berlabel halal atau tidak. Walaupun sepengetahuan saya, halal maupun haram itu hanya untuk makanan. Memang lucu orang-orang zaman sekarang.

   Pernah tidak kalian bertanya tentang kemunculan fenomena seperti hijab. Dari jilboob hingga halal-haramnya hijab. Jika kalian kritis, anda akan bertanya apa kejadian yang menyebabkan fenomena tersebut muncul. Oleh karena itu, saya akan membahas 9 hal yang akan mengubah pola pikirmu yang selanjutnya akan kalian gunakan dalam menganalisis fenomena yang terjadi.

   1. Survey Literatur yang Relevan
   Bagaimana kita bisa menganalisis ketika kita tidak punya data. Maksud literatur disini adalah informasi atau data, yang tertulis. Perbanyaklah membaca, baik buku maupun artikel. Jangan lupa cek sumbernya untuk memastikan data tersebut. Dan juga, pastikan pula data yang kalian gunakan itu relevan. Jangan sampai kalian membahas tentang hijab, tetapi kalian memakai data statistik kemiskinan di indonesia. Aneh bukan?

   2. Obsevasi Pola
   Maksud observasi disini adalah mengamati dengan teliti atau cermat. Amati fenomena yang terjadi. Jangan sampai anda membahas sesuatu tetapi belum mengamati apa yang terjadi. Fokus observasi pada pola. Pola yang saya maksud adalah sistem atau struktur. Sistem atau struktur fenomenanya kalian amati secara detail atau teliti. Sehingga kalian tidak akan salah dalam menganalisis.

   3. Tangkap Hipotesis dari Pola yang Telah Anda Observasi
   Belajar untuk selalu berhipotesis. Tangkap kesimpulan sementara yang bersifat universal dari pola yang telah anda observasi. Tetapi jangan berhenti di sini dulu. Ini hanyalah kesimpulan sementara atau sekadar hipotesis. Yang selanjutnya akan kalian uji pada tahap selanjutnya.

   4. Interpretasi Kembali Teori yang Telah Ada Sebelumnya
   Dari literatur yang telah anda ketahui sebelumnya, pasti ada beberapa teori relevan yang telah diuji sebelumnya. Coba bandingkan teori tersebut dengan hipotesis anda. Tentunya jangan membandingkan secara membabibuta. Interpretasi dahulu teori yang sudah ada tersebut. Maksud dari Interpretasi disini pahami maksud teori yang telah ada tersebut. Jangan sampai anda salah dalam memahami teori yang telah ada.

   5. Cari Analoginya
   Gunakan analogi untuk membandingkan maupun menjelaskan teori maupun hipotesis anda. Analogi disini sangatlah penting untuk mempermudah anda dalam menjelaskan sesuatu. Sehingga dengan satu analogi cukup untuk membahas analisis anda tanpa harus membahasnya dari A sampai kiamat.

   6. Ambil Ide dari Disiplin Ilmu Lain
   Kreatif adalah kunci. Ketika anda membahas tentang fenomena sosial, jangan ragu untuk mengambil teori dari psikologi bahkan ilmu eksak seperti biologi, fisika, kimia dan lain sebagainya. Tentunya dengan re-interpretasi teori dan analogi terlebih dahulu. Ini bertujuan agar kalian bisa memandang fenomena dari sudut pandang yang berbeda dalam menjelaskan maupun memecahkan fenomena tersebut secara komprehensif.

   7. Induksi
   Biasakan untuk memakai metode Induksi (dari khusus ke umum). Selain karena lebih menantang, ini juga membuat kalian lebih kreatif dalam menjelaskan maupun memecahkan fenomena yang hendak kalian bahas. Metode Induktif tidak akan mengekang pola pikir kalian. Karena kalian tidak akan terpaku pada kesimpulan seperti deduktif, namun kalian akan fokus kepada kemungkinan yang ada dan berspekulatif.

   8. Cek Konversi dari Proposisi
   Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kreatif adalah kunci. Coba putar balik data kalian. Seperti ketika semua orang bilang "Semua wanita berhijab adalah wanita alim", coba anda balik dan buktikan bahwa hanya "beberapa wanita alim adalah wanita berhijab". Sehingga kalian akan kreatif dan mempunyai pandangan yang berbeda. Tentunya proposisi konversi tersebut akan menghasilkan analisis yang original dan sangat kreatif.

   9. Cek Proposisi Negatif
   Jangan lupa cek proposisi negatif. Ini hal yang paling krusial. Ketika ada orang berpendapat "Saya suka wanita berhijab karena semua wanita berhijab adalah wanita alim", coba bertanya proposisi negatifnya "apakah wanita tidak berhijab adalah wanita tidak alim?" lalu jawab dan buktikan sendiri pertanyaanmu itu. Tentu ini akan membuka pikiranmu dari kekolotan. Serta meningkatkan kreatifitas pola pikirmu dan keoriginalan argumenmu.

   Coba terapkan 9 hal di atas dan lihat hasilnya. Saya telah mencobanya dan saya merasakan perubahan yang besar dalam cara berpikir saya (pasti ada yang bilang "sok testimoni", "dasar sombong"). Jika kalian menerapkan 9 hal tersebut, tentunya kalian bertanya-tanya "Ini sumbernya dari mana?". 9 hal tersebut saya coba tarik aplikasi atau penerapan dari teori Epistemologi Nyaya dan Purva Mimamsa.

   Akhir kata, Semoga 9 hal ini kalian terapkan dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi kalian. Lebih-lebih, saya berharap untuk berguna bagi bangsa dan negara. Karena sesuai dengan tujuan bangsa kita yang tertulis pada Pembukaan UUD 1945 yaitu "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa".

1 komentar:

  1. Pengubahan pola pikir yang menjadi lebih baik memang dibutuhkan tiap orang. Mantap Gan untuk pembahasannya mengenai hal untuk mengubah pola pikir, sukses terus untuk pembahasan artikel lainnya.

    BalasHapus

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib