Catatan Filsafat

WEBSITE BERISI CATATAN DAN ANALISIS TENTANG FILSAFAT, ILMU, PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, NILAI, DAN ETIKA
BY MUHAMMAD QATRUNNADA AHNAF
A.K.A. MQAHNAF

Full width home advertisement

Esai

Puisi

Post Page Advertisement [Top]


Legalisme adalah aliran yang menekankan pada kekuasaan dan aturan yang keras. Latar Belakang pengikut aliran ini adalah para orang pemerintahan dan orang hukum. Legalisme terdapat 2 tokoh berpengaruh yaitu Wei Yang dan Han Fei Tzu.

Wei Yang / Shang Yang (400-338 SM)

Menurut Wei Yang, Pemerintah haruslah otoriter. Berbeda dengan Konfusianisme dan Mohisme dimana pemerintah itu demi rakyat, Wei Yang berpendapat bahwa Pemerintahan seperti itu tidak mungkin. Karena rakyat sejatinya juga seenaknya sendiri sehingga pemerintah pasti akan hancur suatu saat. Maka dari itu perlu perbuatan tegas dan keras dalam menghadapi rakyat.

Kodrad manusia menurut Wei Yang, dia mengadopsi pemikiran Tzun Tze yaitu manusia kodradnya buruk dan tidak bisa di perbaiki namun hanya bisa di awasi. Konteks di awasi ini dengan tindakan tegas dan hukum yang keras.

Wei Yang menganggap ilmu pengetahuan itu suatu bahaya. Karena semakin maju sains, maka pemerintah akan semakin mudah goyah. Maka dari itu Ilmuwan haruslah di kurangi. Dia juga menganjurkan untuk melakukan Cia atau membakar buku buku tentang ilmu pengetahuan.

Wei Yang mengajarkan 3 ajaran penting yaitu Fa-Shih-Shu. Fa berarti hukum, maksudnya harus melakukan supremasi (absolut, di atas segala-galanya) hukum. Shih berarti kekuasaan, maksudnya kita harus memandang kekuasaan adalah hal yang paling penting. Sangat penting hingga lebih tinggi dari kebijaksanaan dan kebajikan. Shu berarti teknik pemerintahan, maksudnya raja haruslah otoriter tetapi tidak menangani sendiri segala urusan.

Menurut Wei Yang, Raja harus memiliki sifat mudah curiga. Ini bertujuan untuk memudahkan memilih bawahan yang berkualitas. Juga, raja haruslah mempunyai kemampuan manajemen yang tinggi.

Sistem pemilihan bawahan yang baik menurut Wei Yang adalah menggunakan sistem ganjaran dan hukuman. Barang siapa yang lolos sistem tersebut maka dialah orang orang terpilih.

Wei Yang juga meganjurkan agar masyarakat mengalami perbaikan, maka masyarakat harus di kendalikan dengan secara sentralisasi. Setiap saat masyarakat harus wajib lapor kepada pemerintah dalam hal apapun. Juga, masyarakat harus di paksa bekerja di bidang pertanian maupun pertenunan.

Segala macam ukuran dalam masyarakat, arus di lakukan standarisasi. Maksud standarisasi ini adalah segalanya harus sudah di tentukan takarannya sehingga tidak terjadi kecurangan di lapangan.

Han Fei Tzu (280-237 SM)

Dalam bidang pemerintahan, beliau mengkritik tentang teori Yao-Shun-Yu. Yaitu teori yang mengatakan bahwa pemimpin haruslah bijak dan baik kepada warga dan memberi contoh kepada mereka. Menurut Han Fei Tzu, Teori tersebut bagus akan tetapi untuk konteks zaman dahulu yaitu jumlah rakyat yang sedikit. Namun untuk konteks sekarang, dimana rakyat semakin banyak maka Negara akan mustahil untuk menjadi maju. Maka dari itu, yang cocok untuk konteks sekarang adalah dengan menerapkan prinsip ketegasan dan kekerasan. Ini bertujuan agar rakyat mudah untuk di kendalikan. Maka dari itu dengan otoriterisme kemajuan Negara akan terwujud.

Beliau juga membuktikan bahwa Kodrad manusia benar benar buruk yaitu jahat dan egois. Dan ini bisa kita buktikan ketika dalam lingkup terkecil yaitu keluarga. Ketika Ayah menaruh gelas di atas meja, lalu sang anak menjatuhkan gelas tersebut hingga pecah. Pastilah sang anak akan menyalahkan sang ayah dan sebaliknya sang ayah juga menyalahkan anak. Dari hal itu Han Fei Tzu menganjurkan pemerintah untuk egois dan jahat serta curiga kepada siapapun karena kodrad manusia memang buruk.

Semoga dengan artikel ini teman-teman bisa mengerjakan uas dengan lancar. Good Luck!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib