Dialektika
Berbeda dengan plato, Plotinus mempunyai konsep “yang esa”
merupakan Idea yang tertinggi. Lalu, yang ada berhasrat untuk kembali kepada
yang esa. Proses keluar dan masuknya sesuatu dari yang esa ini dinamakan
dialektika. Dalam dialektika terdapat 2 gerakan yaitu menurun dan menaik.
Dialektika Menurun
Dilektika ini digunakan untuk menjelaskan wujud tertinggi
dan cara wujud tertinggi tersebut menciptakanalam semesta. Cara keluarnya sesuatu
dari wujud tertinggi tersebut adalah dengan emanasi (pancaran). Dari yang esa
(To Hen), dikeluarkannya Akal (Nous). Akal disini definisinya sama dengan
Ideanya plato. Akal adalah intelek yang dapat memikirkan dirinya sendiri. Dari
sini dapat kita lihat terdapat dualitas yaitu pemikir dan yang dipikirkan.
Dari akal muncullah jiwa (Psyhke). Dari Jiwa muncullah
Materi (hyle). Jiwa dan materi adalah jagad raya ini. Materi adalah makhluk
terendah dan sumber dari kejahatan. Alasan kenapa materi adalah sumber dari
kejahatan, sesuai dengan analogi pancaran cahaya. Semakin jauh pancaran cahaya
maka akan semakin buruk cahanya.
Ini juga menjelaskan bahwa alam semesta diciptakan oleh yang
esa melalui emanasi. Dari sudut pandang kita, alam semesta diciptakan dari
ketiadaan (ex-nihilo). Lalu di pancarkan oleh yang esa maka jadilah alam
semesta ini.
Dialektika Menaik
Ini menjelaskan tentang akhlak dan hakikat manusia. Ini juga
bertujuan untuk menentukan kebahagiaan manusia. Setiap hirarki bertujuan
kembali kepada taraf yang lebih tinggi. Yang pada akhirnya berujung pada yang
esa.
Terdapat 3 cara untuk mencapai taraf yang lebih tinggi.
Pertama adalah penyucian. Penyucian bertujuan untuk naik dari tingkat materi
menjadi tingkat jiwa. Penyucian dilakukan dengan menjauhkan diri dari hal hal
duniawi seperti bertapa. Kedua adalah penerangan. Penerangan bertujuan untuk
naik dari tingkat jiwa menjadi tingkat akal. Penerangan dilakukan dengan
mengisi pikiran dengan pengetahuan tentang idea-idea dan akal budi. Terakhir adalah
penyatuan. Ini bertujuan untuk naik dari tingkat akal dan bersatu dengan yang
esa. Yang esa merupakan hal yang lebih dari segala pengetahuan. Penyatuan ini
sering dinamai dengan Ekstase.
Etika
Sesuai dengan Dialektika menaik, Plotinus menyarankan agar
manusia melakukan 3 hal. Pertama melakukan amal saleh. Kedua adalah
berfilsafat. Ketiga adalah jalan mistik (bertapa, dll). Dengan ketiga hal
tersebut diterapkan, maka menurut Plotinus kita dapat merasakan yang namanya
ekstasi atau penyatuan dengan yang esa. Dimana penyatuan ini merupakan tujuan
atau hakikat hidup manusia.
Kritik terhadap Neo Platonic
Abu Haran al Ash’ari mengkritik Plotinus bahwa yang esa atau
Tuhan adalah yang menciptakan semuanya. Sehingga Tuhan tidak hanya menciptakan
akal, namun dia menciptakan semuanya baik akal, jiwa, dan materi.
Seperti Abu Haran, namun Al Ghazali menambahinya. Bahwa
Tuhan Tidak semata mata menciptakan namun mengatur segalanya. Baik akal, jiwa,
dan materi. Sehingga Tuhan tidak cukup memancarkan saja.
Sumber: Prof. Dr. Armaidy Armawi
a. Aliran ini bercorak Platonis, karena banyak dipengaruhi oleh pandangan Plato,
namun mempunyai bentuk baru (neo).
b. Corak Platonis dalam dua hal:
1) Dualisme Plato antara dunia ini dan dunia idea ditingkatkan ke arah
kesatuan yang lebih tinggi, yaitu antara arus kehidupan di alam ini dengan
“Yang llahi”.
2) Dunia idea Plato sebagai wujud sejati, yang bersumber dan idea tertinggi,
idea kebaikan, oleh Plotinus diberi bentuk baru dengan menempatkan
Tuhan sebagai wujud tertinggi yang menjadi sumber segala wujud yang
lain. Hubungan antara Tuhan, Yang liahi, dengan wujud Iainnya terjalin
melalui proses “emanasi” (pancaran, pengaliran, pelimpahan).
c. Teori Emanasi
Semua wujud mengalir dari Yang Ilahi, Tuhan Yang Maha Esa, secara
bertahap dari tingkat tertinggi ke tingkat yang lebih rendah. Tahap-tahap
emanasi adalah:
1) Dari Tuhan Yang Esa (to Hen) mengalirlah nous (roh Ilahi).
2) Dari nous mengaliriah jiwa dunia, termasuk jiwa manusia (psukhe) sebagai
gambaran nous.
3) Dari jiwa dunia mengalinlah benda (me on), termasuk tubuh manusia.
d. Ajaran tentang manusia terdiri dari 3 substansi:
1) Roh (nous), yang berkaitan dengan Yang Ilahi.
2) Jiwa (psukhe) yang berupa kesadaran.
3) Tubuh (soma).
e. Ajaran Etika
Tujuan hidup manusia ialah bersatu kembali dengan Tuhan, yang disebut
“remanasi”, dengan melalui 3 tahap:
1) Berbuat kebajikan umum (virtues).
2) Berfilsafah (kontemplasi, perenungan mendalam).
3) Hidup mistik (persatuan dengan Tuhan).
Semoga dengan artikel ini, teman teman bisa mengerjakan
ujian dengan lancar. Good Luck!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar