Catatan Filsafat

WEBSITE BERISI CATATAN DAN ANALISIS TENTANG FILSAFAT, ILMU, PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, NILAI, DAN ETIKA
BY MUHAMMAD QATRUNNADA AHNAF
A.K.A. MQAHNAF

Full width home advertisement

Esai

Puisi

Post Page Advertisement [Top]


Dialektika

Berbeda dengan plato, Plotinus mempunyai konsep “yang esa” merupakan Idea yang tertinggi. Lalu, yang ada berhasrat untuk kembali kepada yang esa. Proses keluar dan masuknya sesuatu dari yang esa ini dinamakan dialektika. Dalam dialektika terdapat 2 gerakan yaitu menurun dan menaik.

Dialektika Menurun

Dilektika ini digunakan untuk menjelaskan wujud tertinggi dan cara wujud tertinggi tersebut menciptakanalam semesta. Cara keluarnya sesuatu dari wujud tertinggi tersebut adalah dengan emanasi (pancaran). Dari yang esa (To Hen), dikeluarkannya Akal (Nous). Akal disini definisinya sama dengan Ideanya plato. Akal adalah intelek yang dapat memikirkan dirinya sendiri. Dari sini dapat kita lihat terdapat dualitas yaitu pemikir dan yang dipikirkan.

Dari akal muncullah jiwa (Psyhke). Dari Jiwa muncullah Materi (hyle). Jiwa dan materi adalah jagad raya ini. Materi adalah makhluk terendah dan sumber dari kejahatan. Alasan kenapa materi adalah sumber dari kejahatan, sesuai dengan analogi pancaran cahaya. Semakin jauh pancaran cahaya maka akan semakin buruk cahanya.

Ini juga menjelaskan bahwa alam semesta diciptakan oleh yang esa melalui emanasi. Dari sudut pandang kita, alam semesta diciptakan dari ketiadaan (ex-nihilo). Lalu di pancarkan oleh yang esa maka jadilah alam semesta ini.

Dialektika Menaik

Ini menjelaskan tentang akhlak dan hakikat manusia. Ini juga bertujuan untuk menentukan kebahagiaan manusia. Setiap hirarki bertujuan kembali kepada taraf yang lebih tinggi. Yang pada akhirnya berujung pada yang esa.

Terdapat 3 cara untuk mencapai taraf yang lebih tinggi. Pertama adalah penyucian. Penyucian bertujuan untuk naik dari tingkat materi menjadi tingkat jiwa. Penyucian dilakukan dengan menjauhkan diri dari hal hal duniawi seperti bertapa. Kedua adalah penerangan. Penerangan bertujuan untuk naik dari tingkat jiwa menjadi tingkat akal. Penerangan dilakukan dengan mengisi pikiran dengan pengetahuan tentang idea-idea dan akal budi. Terakhir adalah penyatuan. Ini bertujuan untuk naik dari tingkat akal dan bersatu dengan yang esa. Yang esa merupakan hal yang lebih dari segala pengetahuan. Penyatuan ini sering dinamai dengan Ekstase.

Etika

Sesuai dengan Dialektika menaik, Plotinus menyarankan agar manusia melakukan 3 hal. Pertama melakukan amal saleh. Kedua adalah berfilsafat. Ketiga adalah jalan mistik (bertapa, dll). Dengan ketiga hal tersebut diterapkan, maka menurut Plotinus kita dapat merasakan yang namanya ekstasi atau penyatuan dengan yang esa. Dimana penyatuan ini merupakan tujuan atau hakikat hidup manusia.

Kritik terhadap Neo Platonic

Abu Haran al Ash’ari mengkritik Plotinus bahwa yang esa atau Tuhan adalah yang menciptakan semuanya. Sehingga Tuhan tidak hanya menciptakan akal, namun dia menciptakan semuanya baik akal, jiwa, dan materi.

Seperti Abu Haran, namun Al Ghazali menambahinya. Bahwa Tuhan Tidak semata mata menciptakan namun mengatur segalanya. Baik akal, jiwa, dan materi. Sehingga Tuhan tidak cukup memancarkan saja.

Sumber: Prof. Dr. Armaidy Armawi

a. Aliran ini bercorak Platonis, karena banyak dipengaruhi oleh pandangan Plato,
namun mempunyai bentuk baru (neo).


b. Corak Platonis dalam dua hal:
1) Dualisme Plato antara dunia ini dan dunia idea ditingkatkan ke arah
kesatuan yang lebih tinggi, yaitu antara arus kehidupan di alam ini dengan
“Yang llahi”.


2) Dunia idea Plato sebagai wujud sejati, yang bersumber dan idea tertinggi,
idea kebaikan, oleh Plotinus diberi bentuk baru dengan menempatkan
Tuhan sebagai wujud tertinggi yang menjadi sumber segala wujud yang
lain. Hubungan antara Tuhan, Yang liahi, dengan wujud Iainnya terjalin
melalui proses “emanasi” (pancaran, pengaliran, pelimpahan).


c. Teori Emanasi
Semua wujud mengalir dari Yang Ilahi, Tuhan Yang Maha Esa, secara
bertahap dari tingkat tertinggi ke tingkat yang lebih rendah. Tahap-tahap
emanasi adalah:
1) Dari Tuhan Yang Esa (to Hen) mengalirlah nous (roh Ilahi).
2) Dari nous mengaliriah jiwa dunia, termasuk jiwa manusia (psukhe) sebagai
gambaran nous.
3) Dari jiwa dunia mengalinlah benda (me on), termasuk tubuh manusia.


d. Ajaran tentang manusia terdiri dari 3 substansi:
1) Roh (nous), yang berkaitan dengan Yang Ilahi.
2) Jiwa (psukhe) yang berupa kesadaran.
3) Tubuh (soma).


e. Ajaran Etika
Tujuan hidup manusia ialah bersatu kembali dengan Tuhan, yang disebut
“remanasi”, dengan melalui 3 tahap:
1) Berbuat kebajikan umum (virtues).
2) Berfilsafah (kontemplasi, perenungan mendalam).
3) Hidup mistik (persatuan dengan Tuhan).

Semoga dengan artikel ini, teman teman bisa mengerjakan ujian dengan lancar. Good Luck!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib