Catatan Filsafat

WEBSITE BERISI CATATAN DAN ANALISIS TENTANG FILSAFAT, ILMU, PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, NILAI, DAN ETIKA
BY MUHAMMAD QATRUNNADA AHNAF
A.K.A. MQAHNAF

Full width home advertisement

Esai

Puisi

Post Page Advertisement [Top]

Dalam membentuk proposisi standar, saya membuat tahapan praktis dalam membuat proposisi standar dari kalimat percakapan. Tahap pertama adalah mencari penekanan kalimat, lalu penekanan tersebut adalah subjek dari proposisi standar. Contohnya “apel itu manis”, maka penekanannya terletak pada kata “apel” dengan kata apel yang merupakan kata benda, sehingga subjek proposisi adalah “apel”.

Tahap kedua adalah mencari sesuatu yang dihubungkan dengan subjek proposisi di dalam kalimat percakapan. Dari contoh tadi maka sesuatu yang dihubungkan dengan subjek adalah kata “manis”.

Tahap ketiga adalah mencari kategori subjek yang selanjutnya dilekatkan pada kata pada tahap kedua. Kategori dari “apel” adalah “buah”. Lalu lekatkan kata “buah” pada kata “manis” menjadi “buah yang manis”. Maka “buah yang manis” merupakan predikat proposisi.

Tahap keempat adalah mengidentifikasi kuantitas dan kualitas kalimat percakapan. Dari contoh tadi menunjukkan bahwa kata “itu” menunjukkan kuantitas partikular, dan keseluruhan kalimat menunjukkan kualitas afirmatif. Karena kalimat tersebut bersifat Partikular Afirmatif (I), maka kuantor yang dipakai adalah “sebagian” dan kopula yang dipakai merupakan kata “adalah”.

Tahap terakhir, susun hasil analisis kalian dalam bentuk proposisi kategoris yaitu “Q + S + K + P” atau “kuantor + subjek + kopula + subjek”. Dari analisis di atas jika disusun maka menjadi “sebagian apel adalah buah yang manis”.

Contoh lain:
A. “Ahnaf mencintai Kaut”
1. Penekanannya adalah “Ahnaf”. Karena “Ahnaf” adalah identitas seseorang, maka subjeknya adalah “orang yang identik dengan Ahnaf”
2. Hal yang dikaitkan adalah “mencintai Kaut”
3. Karena Ahnaf termasuk dalam kategori “orang”, maka predikatnya adalah “orang yang mencintai Kaut”
4. Karena tidak ada penunjuk kuantitas maka kalimat bersifat universal. Karena kalimat berkualitas afirmasi, maka kalimat termasuk kategori Universal Afirmasi (A) dengan kuantor “semua” dan kopula “adalah”
5. Jika disusun menjadi “Semua orang yang identik dengan Ahnaf adalah orang yang mencintai Kaut”.

B. “Rokok tidak enak”
1. Penekanannya adalah “rokok”. Karena rokok adalah kata benda, maka subjeknya adalah “rokok”
2. Hal yang dikaitkan adalah “enak”
3. Karena rokok termasuk dalam kategori benda, maka harus dilekatkan kata “hal” pada kata “enak”. Sehingga predikatnya adalah “hal yang enak”
4. Karena tidak ada penunjuk kuantitas maka kalimat bersifat universal. Karena ada kata penunjuk “tidak” sehingga kalimat berkualitas negasi, maka kalimat termasuk kategori Universal Negasi (E) dengan kuantor “Tak satupun” dan kopula “adalah”
5. Jika disusun menjadi “Tak satupun rokok adalah hal yang enak”.

C. “Makanan itu tidak pahit”
1. Penekanannya adalah “makanan”. Karena makanan adalah kata benda, maka subjeknya adalah “makanan”
2. Hal yang dikaitkan adalah “pahit”
3. Karena makanan termasuk dalam kategori benda, maka harus dilekatkan kata “hal” pada kata “pahit”. Sehingga predikatnya adalah “hal yang pahit”
4. Kata “itu” menunjukkan kuantitas sebagian, maka kalimat bersifat partikular. Karena ada kata penunjuk “tidak” sehingga kalimat berkualitas negasi, maka kalimat termasuk kategori Partikular Negasi (O) dengan kuantor “Sebagian” dan kopula “bukanlah”
5. Jika disusun menjadi “Sebagian makanan bukanlah hal yang pahit”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib