Sebenarnya siapa itu pemuda, apa itu apatis, apa itu snob, dan bagaimana hubungan ketiganya. Postingan kali ini berangkat dari keprihatinan penulis terhadap kegagalan pemuda Indonesia yang dikenal sebagai generasi penerus bangsa, dalam memahami, menghayati dan menerapkan nilai-nilai Pancasila maupun dalam memecahkan permasalahan yang ada. Untuk mengawali, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu siapa yang di maksud pemuda, lalu titik tolak kegagalan pemuda Indonesia, dan kita tutup dengan solusi.
Pemuda, yang saya maksud pemuda disini adalah generasi penerus bangsa. Sehingga, Pemuda Indonesia bermakna generasi penerus bangsa Indonesia. Pemuda merupakan titik yang sangat krusial (penting). Tanpa pemuda, suatu negeri tentunya akan mengalami kehacuran di masa yang akan datang karena senior tidak bisa hidup selama-lamanya.
Dari pengamatan saya selama ini, titik tolak kegagalan pemuda berangkat dari dua hal, yaitu; apatis dan snob. Apatis adalah sikap tidak peduli. Sementara snob adalah sikap merasa lebih pintar dari orang lain. Mari kita analisis lebih lanjut.
Apatis, tidak ada hubungannya dengan pemahaman. Namun, mereka hanya tidak peduli. Akan tetapi, sebagian dari mereka didominasi oleh orang yang tidak tahu bahkan tidak mau tahu.
Snob, bermakna orang yang merasa dirinya paham. Namun, pada kenyataannya mereka tidak tahu-menahu. Saya menangkap beberapa teman-teman saya yang merupakan snob, mereka cenderung selalu ingin jadi pusat perhatian. Namun, isi pembicaraannya nihil. Sehingga memunculkan banyak pertanyaan baru, bahkan semakin menjauh dari pokok permasalahan.
Snob, bermakna orang yang merasa dirinya paham. Namun, pada kenyataannya mereka tidak tahu-menahu. Saya menangkap beberapa teman-teman saya yang merupakan snob, mereka cenderung selalu ingin jadi pusat perhatian. Namun, isi pembicaraannya nihil. Sehingga memunculkan banyak pertanyaan baru, bahkan semakin menjauh dari pokok permasalahan.
Dampak yang ditimbulkan oleh perilaku apatis dan snob sangatlah besar. Seperti yang telah saya jelaskan tadi, Snob semakin mempersulit kita dalam memecahkan permasalahan karena memunculkan banyak pertanyaan baru dan menjauhkan kita dari pokok permasalahan. Sementara Apatis sama sekali tidak peduli dengan permasalahan. Sehingga pemasalahan justru akan dibiarkan, bukannya diselesaikan. Dua hal tersebut semakin memperkeruh keadaan, dimana kita sebenarnya memerlukan solusi dari permasalahan.
Lantas apa yang menyebabkan Apatis dan Snob. Kontribusi terbesar dari munculnya kedua perilaku tersebut adalah kurangnya tingkat kecerdasan seseorang. Semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang, maka mereka akan mengetahui letak permasalahan pokok dan ingin memecahkan permasalahan tersebut. Lalu mereka akan mencari informasi dan metode untuk memecahkan permasalahan tersebut. Dari sini kita dapat memahami kenapa pendidikan Indonesia saya sebut gagal.
Termaktub dalam pembukaan Undang Undang Dasar '45, bahwa Indonesia bercita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini mengimplikasikan bahwa pendidikan Indonesia juga seharusnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Akan tetapi secara nyata masih menghasilkan pemuda Apatis ataupun Snob. Contoh yang paling mudah adalah seperti: tidak peduli dengan perpolitikan Indonesia ataupun saat berdiskusi tidak fokus pada pokok permasalahan. Ini menunjukkan ada keanehan di dalam sistem pendidikannya. Berawal dari sistem pendidikan yang bertujuan mencerdaskan namun masih menghasilkan pemuda yang Apatis ataupun Snob.
Solusi yang saya tawarkan, dengan menimbang bahwa kita yang masih menjadi pemuda Indonesia, hendaknya kita meningkatkan kecerdasan. Minimal dengan cara membiasakan beberapa hal ini:
1. Belajar berlogika dan menerapkan cara berpikir logis. Dengan membiasakan berlogika, pikiran kita akan lurus. sehingga kita akan jauh dari kesesatan berpikir. Serta mempermudah kita dalam menemukan permasalahan pokok dan memecahkannya.
2. Rasa ingin tahu yang tinggi, kritis dan tidak cepat puas. Dengan membiasakan rasa ingin tahu yang tinggi, kritis, dan tidak cepat puas kita akan berusaha mencari dan memperoleh informasi yang banyak. Dengan cara ini kita akan terhindar dari sikap Snob yang merasa paham bahkan hingga memanipulasi data karena tidak tahu.
3. Keinginan untuk memecahkan permasalahan. Dengan membiasakan untuk selalu ingin memecahkan permasalahan akan menghindarkan kita dari sikap Apatis. Ini juga akan membuat kita fokus pada pemecahan masalah, bukan untuk menyombongkan kemampuan.
3. Keinginan untuk memecahkan permasalahan. Dengan membiasakan untuk selalu ingin memecahkan permasalahan akan menghindarkan kita dari sikap Apatis. Ini juga akan membuat kita fokus pada pemecahan masalah, bukan untuk menyombongkan kemampuan.
4. Sikap jujur. Kita tentunya mengetahui bahwa berbohong tidak akan menyelesaikan permasalahan. Justru dengan berbohong, kita pasti kedepannya akan berbohong kembali untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Begitu seterusnya, tiada akhir dan permasalahan tidak akan pernah terpecahkan. Dengan begitu, cobalah membiasakan jujur agar permasalahan terselesaikan.
Semoga dengan adanya Artikel ini, Pemuda Indonesia dapat terhindar dari sikap Apatis dan Snob. Dengan begitu, Cita-cita Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tentunya akan terwujud. Kalau bukan kita, lantas siapa lagi? "Mari kita berpikir." seperti yang biasa diucapkan oleh teman saya, Muhammad Nur Alam Tejo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar