LGBT, orang yang berpikiran mesum akan merasa jijik ketika mendengar nama LGBT. Sebenarnya permasalahan LGBT ini bukan masalah bagaimana mereka berhubungan intim. Tetapi permasalahannya terletak pada LGBT sebagai kelompok minoritas yang tertekan atas label yang diberikan oleh kelompok mayoritas, salah satunya adalah kelompok agamawan.
Mari kita mencari suatu titik terang. Tidak ada seorang pun di dunia ini ingin tertekan. Tidak seorangpun di dunia ini ingin dihina, maupun dikucilkan. Pertanyaan mendasarnya adalah kenapa kelompok agamawan menekan kelompok LGBT dengan melakukan hal seperti musyawarah seluruh agama unuk menentang LGBT seperti yang telah terjadi beberapa waktu lalu.
Sehingga, ini mencemari Negara Indonesia yang notabene adalah negara hukum. Dimana semua orang yang tinggal di dalamnya mempunyai hak yang sama. Jadi, ini bukan masalah LGBT baik atau buruk. Tetapi ini masalah dimana kelompok LGBT di tindas.
Lalu, untuk permasalahan yang di angkat oleh kaum agamawan yaitu "LGBT menjijikkan", dll. Menurut pendapat saya, LGBT itu penyakit psikologis dan atau kesalahan hormon. Sehingga ini bisa disembuhkan. Ini adalah tugas kaum agamawan dan para ilmuwan terutama ilmuwan psikologi, psikiatri, dan biologi untuk melakukan penelitian lebih lanjut agar LGBT bisa di sembuhkan. Jadi tidak perlu kita menindas kelompok LGBT.
Akhir kata, apakah kalian berpikir bahwa para nabi terdahulu menindas serta mengucilkan kelompok minoritas? Kita ambil contoh Nabi Muhammad, di madinah saat beliau memimpin, justru kelompok minoritas seperti yahudi, nasrani, dll itu diayomi dan dirangkul untuk bersama sama mewujudkan perdamaian. Begitu juga Yesus, dll.
Untuk masalah penyebaran agama, itu masalahnya ulama dan pendeta. Klo ulama dan pendeta itu becus, pasti nilai-nilai agama akan tersebar dengan baik. Begitu juga kesadaran akan moralitas akan meningkat di masyarakat.
Ya itulah setiap orang memiliki pendapat masing-masing.
BalasHapusMemang, tapi bukan berarti semua pendapat benar. Ada pendapat yang logis dan ada juga yang sesat.
Hapus