Secara etimologis (asal-usul kata), kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “a” yang berarti “tidak” + “gama” yang berarti “kacau”. Jadi secara etimologis, agama berarti tidak kacau atau teratur.
Secara terminologis (makna istilah), terdapat tiga makna yaitu:
- Sistem keyakinan-keimanan (credo) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia (Tuhan)
- Sistem ritus (peribadatan) manusia kepada Tuhan
- Sistem norma (tata-kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam semesta.
- Sistem keyakinan-keimanan (credo) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia (Tuhan)
- Sistem ritus (peribadatan) manusia kepada Tuhan
- Sistem norma (tata-kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam semesta.
Berikut adalah istilah agama menurut para ahli :
Menurut Rifa’i (1988 : 38), agama adalah undang-undang dasar atau pedoman dalam menjalani kehidupan (way of life). Menurut beliau agama berciri-ciri sebagai berikut:
- Mendidik manusia agar mempunyai pendirian yang pasti dan terang
- Mendidik manusia agar memiliki ketenangan jiwa
- Alat membebaskan manusia dari perbudakan materi
- Mendidik manusia agar berani menegakkan kebenaran dan takut melakukan kesalahan
- Mensugesti manusia agar tumbuh sifat rendah hati, sopan-santun dan saling menghormati
- Mendidik orang agar memakmurkan masyarakat, negara dan bangsa.
- Mendidik manusia agar mempunyai pendirian yang pasti dan terang
- Mendidik manusia agar memiliki ketenangan jiwa
- Alat membebaskan manusia dari perbudakan materi
- Mendidik manusia agar berani menegakkan kebenaran dan takut melakukan kesalahan
- Mensugesti manusia agar tumbuh sifat rendah hati, sopan-santun dan saling menghormati
- Mendidik orang agar memakmurkan masyarakat, negara dan bangsa.
Edward B. Taylor berpendapat bahwa agama adalah sistem kepercayaan terhadap makhluk-makhluk spiritual, sedangkan Emile Durkheim berpendapat bahwa agama adalah sistem kepercayaan dan perbuatan yang terus menerus saling menentukan dan selalu mengenai kenyataan yang diberi nilai keilahian (dari perspektif sosiologi).
Clifford Geertz membagi tiga bentuk dari agama, yaitu:
- Priyayi, agama yang berciri terbuka dan menerima perubahan. Biasanya dianut oleh petinggi, ulama, bangsawan, guru, wali, atau cendekiawan
- Santri, agama yang berciri tertutup, kaku dan konservatif (ortodoks). Biasanya dianut oleh kalangan bawah atau murid yang baru belajar agama
- Abangan, agama yang merupakan hasil sinkretik dari agama lokal dengan agama pendatang. Biasanya dianut oleh orang-orang yang mengalami culture shock dan sebagainya.
- Priyayi, agama yang berciri terbuka dan menerima perubahan. Biasanya dianut oleh petinggi, ulama, bangsawan, guru, wali, atau cendekiawan
- Santri, agama yang berciri tertutup, kaku dan konservatif (ortodoks). Biasanya dianut oleh kalangan bawah atau murid yang baru belajar agama
- Abangan, agama yang merupakan hasil sinkretik dari agama lokal dengan agama pendatang. Biasanya dianut oleh orang-orang yang mengalami culture shock dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar