Catatan Filsafat

WEBSITE BERISI CATATAN DAN ANALISIS TENTANG FILSAFAT, ILMU, PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, NILAI, DAN ETIKA
BY MUHAMMAD QATRUNNADA AHNAF
A.K.A. MQAHNAF

Full width home advertisement

Esai

Puisi

Post Page Advertisement [Top]


Filsafat Minangkabau berbentuk sangat tersirat. Filsafat tersebut tersirat di dalam setiap pepatah adatnya. Setiap pepatah adantnya memakai analogi proses/hukum-hukum alam yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam. Konsep filsafat mereka dapat digali di dalam berbagai pepatah-pepatah tersebut.

Sistem kekerabatan dalam masyarakat Minangkabau, adalah sistem kekerabatan yang bergaris keturunan matrilineal. Matrilineal adalah sistem kekerabatan dengan garis keturunan ibu. Dengan demikian, seorang anak akan termasuk dalam keluarga ibunya, bukan ayahnya. Sementara itu, kesatuan keluarga terkecil adalah paruik (perut); keluarga yang merupakan saudara seibu. Tentu hal tersebut merupakan kesatuan keluarga yang genealogis, meskipun terdapat sistem kesatuan kampuang (kampung) yang memisahkan keluarga satu dengan dengan yang lain.

Alam pikiran Minangkabau sangat dipengaruhi oleh nilai religius Islam. Nilai Islam sangat mempengaruhi adat istiadat di sana. Meskipun begitu, adat juga berlandaskan hukum-hukum alam. Itulah mengapa, filsafat Minangkabau bersifat objektif mutlak (kepercayaan nilai-nilai Islam atau Agama) dan objektif terselubung (nilai-nilai adat dan kefilsafatan yang tersirat di dalam kebudayaan, dalam konteks Minangkabau adalah pepatah-pepatah adat). Contoh pepatah: 1. Syara’ mangato, adat mamakai.; 2. Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.

Manusia dianggap sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial oleh masyarakat Minangkabau. Mereka menganggap martabat pribadi sebagai kesatuan dalam pergaulan hidup. Selain itu, manusia juga harus menempatkan kebersamaan dalam posisi terhormat. Itulah mengapa prinsip kebersamaan dalam Minangkabau sangat kuat. Prinsip kebersamaan tersebut juga menjiwai empat prinsip etika yang berlaku di sana: harmoni diri, harmoni sesama, harmoni alam nyata, dan harmoni alam gaib. Contoh pepatah: 1. Sakabek bak siriah, sarumpun bak serai.; 2. Sakit di awak sakit di urang, lamak di awak lamak di urang.

Menurut masyarakat Minangkabau, alam semesta merupakan bukti dari keagungan Tuhan. Dengan demikian, mereka memakai juga prinsip alam semesta sebagai pedoman hidup: keseimbangan, kesesuaian, dan kemanfaatan. Contoh pepatah: 1. Gadang kayu, gadang dahannya.; 2. Kalau masuk kandang kambing mengembik, kalau masuk kandang kerbau menguak.

Keutamaan hidup di dalam masyarakat Minangkabau adalah tiga Rajo: harus menjalankan agama dengan baik (Rajo Ibadat), harus menjalankan adat dengan baik (Rajo adat), dan harus berilmu pengetahuan yang tinggi sehingga dapat memanfaatkan alam dengan baik (Rajo alam). Konsep tersebut dinamai tungku tiga sajarangan. Contoh pepatah: 1. Katiadaan ameh kulieh dicari, ketiadaan aka putuih bicaro.; 2. Tak barameh putuih tali, tak baraka taban bumi.

Contoh soal:
1.      Jelaskan mengapa filsafat Minangkabau bersifat objektif mutlak dan objektif terselubung!
2.      Jelaskan konsep Alam Semesta dalam pandangan orang Minangkabau (dengan diberi contoh pepatah)!
3.      Bagaimana cara mencapai keutamaan hidup dalam pandangan Minangkabau!


Sumber: Budisutrisna. Modul Filsafat Nusantara Modern – Kontemporer. Yogyakarta: Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. hal. 26-30.

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib