Etika Keutamaan mengajarkan tentang keutamaan (tujuan) hidup dan menuntun manusia agar mendapatkan hidup secara berkualitas. Etika yang mengukur tindakan dari tujuan-tujuannya disebut teleologisme moral. Pendukung aliran ini dibagi menjadi dua yaitu Hedonisme dan Eudaemonisme.
a. Hedonisme merupakan aliran yang mempercayai ukuran moral dari tercapainya kesenangan atau kenikmatan. Dulu hedonisme merupakan etika yang menerima nasib apa adanya (epicuros) atau etika keselarasan (stoa). Meskipun sekarang, sudah bermakna konotatif menjadi nafsu dan kenikmatan duniawi.
b. Eudaemonisme merupakan aliran yang mempercayai ukuran moral dari tercapainya kebahagiaan. Kebahagiaan dibedakan dengan kenikmatan. Kebahagiaan adalah kondisi harmoni dalam kehidupan manusia. Manusia mencapai kebahagiaan dengan cara mengembangkan potensinya untuk kehidupan yang rasional.
Etika kewajiban biasa dinamai deontologisme moral. Deontologisme berasal dari kata deon yang berarti kewajiban moral atau perintah moral. Aliran ini berpandangan bahwa manusia harus dipandang sebagai person (subjek). Serta, hal-hal yang memandang manusia sebagai objek haruslah dibuang. Sehingga, moralitas bukanlah diukur dari tujuan, melainkan kewajiban menghormati orang lain sebagai subjek.
Etika kemanfaatan didukung oleh Utilitarianisme. Utilitarianisme berasal dari kata Utility yang berarti kegunaan atau manfaat. Aliran ini berpandangan moralitas diukur dari akibat yang dimunculkan atau manfaatnya. Perbuatan haruslah sekurang-kurangnya menghindari kerugian. Minimal akibat yang dihasilkan bermanfaat untuk diri sendiri, lebih-lebih untuk orang lain. Semakin banyak orang yang dapat menikmati manfaat, maka perbuatan itu semakin baik.
Semoga dengan artikel ini, teman-teman yang mengikuti UAS asas-asas filsafat dapat mengikuti ujian dengan lancar. Good Luck!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar