Catatan Filsafat

WEBSITE BERISI CATATAN DAN ANALISIS TENTANG FILSAFAT, ILMU, PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, NILAI, DAN ETIKA
BY MUHAMMAD QATRUNNADA AHNAF
A.K.A. MQAHNAF

Full width home advertisement

Esai

Puisi

Post Page Advertisement [Top]

Kupantik rokokku dan berharap hatimu ikut terpantik gelora asmara.
Kuhisap dalam asap dan berdoa dalam diamku, berharap rintik hujan sampaikan rindu padamu kasih.
Kopi pahitku terasa sangat manis bilamana membayangkan indah bola matamu saat kau tatap bunga-bunga.
Dan lamunanku buyar tatkala aku sadar engkau terlalu jauh untuk ku gapai.
Aku mencintaimu dalam heningnya malam pekat.
Dalam hembusan angin malam yang menusuk tulangku yang rapuh.
Aku mencintaimu dengan hembusan asap rokokku.
Dengan hati yang bersyukur atas nikmat senyummu kala sunset.
Aku mencintaimu dengan cinta yang pernah kecewa, dengan segala kerapuhan waktu senja.
Aku menyusuri ruang dalam diamnya waktu.
Menapaki semesta di antara bintang yang bisu.
Menebas duri-duri cinta yang mengoyak persaanku.
Oh kasihku, kutulis puisi ini untuk hariku yang mati dalam tanpa hadirmu.
Secangkir kopi hitam.
Itulah kopi yang akan kami pesan.
Berharap dapat menolak nafsu-nafsu.
Berharap panas dan pahitnya dapat mengisi jiwa yang kosong ini.
Setelah kami bosan akan rasa manis yang palsu penuh rayuan.
Yang nantinya akan pergi dan tinggalkan rasa pahit jua.
Rasa manis hanya ada kala jiwaku di sisimu.
Rasa manis hanya datang kala waktu berhenti saat mata kita bertemu.
Rasa manis hanya hinggap saat kukecup bibirmu yang ranum.
Dan memang rasa manis akan pergi saatku bangun dari tidurku.
Sembari menengguk rasa pahit ini, kasihku.
Berkhayal hadirmu akan netralkan hati kembali.
Membuka sesak yang menjerat hati ini.
Namun, apa daya kopi tak terbeli.
Karna saku kami benar-benar tak terisi.
Kasihku, bolehkah kopimu yang pahit kucicipi dengan senyuman?

Oleh: Muhammad Nur Alam Tejo dan Ganie Y.F

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib