Oh... Tuhanku yang sering lupa pada manusia.
Kenapa hingga kini kau belum juga menjawab doa?
Doa-doa para pencari pahala, doa-doa para pendusta dan pendosa.
Aku yakin sebenarnya Kau terlalu sibuk mengurusi selir-selir-Mu itu!.
Padahal di bawah langit yang lagi ngompol ini, seorang pemuda lupa Ia Jawa.
Tanah yang Ia injak, makanan kuningan yang Ia santap, tim bola yang Ia cinta, semua goyah ketika Kau buyarkan impiannya mempelajari ilmu gaib Geografi.
Berbicara Geografi, apakah Kau sanggup? Kau sanggup merampungkannya!.
Weda, Taurat, Mazmur, Injil, Quran, Kitab Mormon, dan Sejarah Filsafat Barat, semua karyamu yang indah dan jelita, lalu kenapa kini Kau diam tanpa kata.
Sungguhpun kau tidak ada, Aku akan senantiasa percaya! Ya, percaya!.
Percaya kepada kebaikan hati burjo dan A’a penjaganya, serta pada laundry yang Rp.3.500,00- per kilonya, juga pada tetes-tetes air mata Bunda.
Karena oomellettee, tak pula dusta.
Mata bunda yang menangis ria, selalu jujur pada anak-anaknya.
Tuhan tanpa kata, magelangan, dan laundry kiloan bisakah bertutur jujur dan bersedia berkata-kata?
Oh... Tuhanku yang katanya bijaksana.
Aku bercerita kepada-Mu tentang orang Sumatra yang juga seorang casanova.
Di antara gadis Bina Nusantara dan Muhammadiyah Yogya, yang manakah yang Engkau pilih untuk dirinya?.
Jika Engkau memang menciptakan keduanya dari tulang rusuk pemuda casanova ini, buatlah mereka rela dimadu dalam keadaan senang lagi ceria.
Oh... Tuhanku yang tak terlihat oleh indera.
Dalam kepul asap rokok Dji Sam Soe 234 yang kuhirup, Aku melihat malaikat turun di Jakarta dan Jogja.
Mengutus dua selir-Mu untuk dan dicumbu dan digagahi pemuda Sumatra ini atas nama Eros.
Oh... Tuhanku Yang Maha Cinta, bolehkah Aku berdoa di antara dua kitab: Beyond Good and Evil dan Al-quran.
Aku ingin Engkau ikhlas mengirim satu saja selirmu untuk menemaniku di malam yang kudus, malam natal bulan desember.
Oleh: Aldo Muhes dan Muhammad Nur Alam Tejo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar