Tokoh materialisme yang akan dibahas ada
empat: Feuerbach, Kierkegaard, Marx, dan Nietzsche.
Feuerbach
Nama lengkapnya adalah Ludwig Andreas
Feuerbach. Dia melakukan kritik atas agama. Hal tersebut berdasarkan bahwa jika
Tuhan adalah sesuatu yang bukan material, maka sesungguhnya Tuhan tidak ada. Menurutnya,
Tuhan adalah hasil ciptaan manusia, dan Tuhan hanyalah proyeksi dari hakikat
manusia. Pemikiran ini muncul seiringan dengan kritiknya terhadap Hegel mengenai
Roh Absolut, bahwa sebenarnya Idealisme yang hendak dicapai dialektika Idealis
hanya sekadar proyeksi dari keinginan manusia. Penggambaran atas Tuhan
sebenarnya hanyalah cita-cita dari manusia. Tuhan itu kekal, karena manusia
ingin abadi. Tuhan itu maha mengetahui, karena manusia ingin mengetahui apapun.
Pemikiran ini merupakan titik awal perkembangan pemikiran Materialisme.
Kierkegaard
Nama lengkapnya adalah Soren Aabye
Kierkegaard. Dia menentang pemikiran Hegel, yang mana Roh Absolut adalah sesuatu
yang abstrak. Menurutnya, hal itu menyebabkan manusia sebenarnya menyembah
sesuatu yang tidak ada. Dia ingin bahwa hal yang harus dilakukan manusia adalah
hal-hal yang konkret, sehingga keimanan melebur bersama diri manusia,
eksistensi manusia. Dari sini dapat diambil bahwa pemikiran Kierkegaard memberi
benih untuk berkembangnya Materialisme dan Eksistensialisme.
Peran individu sangat ditekankan
oleh Kierkegaard, bahwa individu harus mengarahkan hidupnya kepada hal yang
konkret dan melebur iman ke dalam eksistensinya. Proses peleburan iman ke dalam
eksistensi melalui tiga lompatan eksistensial, yang kemudian dia namai
dialektika eksistensial untuk menandingi dialektika idealis Hegel. Proses
dialektika eksistensial dipengaruhi komitmen individu, sehingga semua kembali kepada
pilihan individu. Tahap pertama adalah tahap Estetis. Tahap ini individu
terlalu fokus kepada keindahan dan kenikmatan, sehingga individu terombang-ambing
oleh nafsu dan keinginannya. Rasa putus asa akan muncul pada puncak
terombang-ambingnya kehidupan individu pada tahan estetis, sehingga rasa putus
asa tersebut mendorong individu untuk menuju ke tahap selanjutnya.
Tahap kedua adalah tahap Etis. Tahap
ini muncul saat manusia mencoba mengendalikan dirinya dengan rasionya yang
terbatas, karena menyadari bahwa nafsu membuat dirinya terombang-ambing dan
putus asa. Individu mencoba mencari patokan moral universal dengan rasionya
yang terbatas, sehingga semakin mendalam dia menghayati, semakin individu
menyadari bahwa rasionya sangatlah terbatas. Dengan demikian, kesadaran akan
rasio yang terbatas membuat individu akan meninggalkan rasio dan menuju tahap
selanjutnya.
Tahap ketiga adalah tahap Religius.
Tahap ini muncul saat manusia mulai menyadari rasionya yang terbatas dan
meninggalkannya. Dengan demikian yang tersisa hanyalah keimanan kepada moral
universal dan Tuhan, yang mana keimanan tersebut diterapkan secara konkret,
tanpa nafsu dan tanpa angan-angan rasio. Tahap religius merupakan eksistensi
individu tertinggi.
Marx
Nama lengkapnya adalah Karl Marx. Dia
menentang dialektika idealis Hegel. Dia membela pemikiran Feuerbach hingga dia
mencoba untuk menyintesiskan pemikiran Hegel dengan Feuerbach menjadi Dialektika
Materialis. Meskipun begitu, dia tetap mengkritik bahwa Dialektika Materialis
masih melayang-layang di langit, tidak membumi. Dia menekankan bahwa Filsafat
harus membumi, dan memberikan perubahan secara konkret di masyarakat. Dari situ
dia mencoba meneliti masyarakat dan bagaimana dialektika materialisme dapat
diterapkan di masyarakat.
Dia menemukan bahwa di masyarakat
terdapat dialektika yang sesuai dengan materialisme, yaitu pertentangan kelas
dengan perspektif ekonomi. Pendamaian dari pertentangan kelas ini, dia menyebutnya
revolusi. Dia menyebut proses dari serangkaian dialektika materialisme di masyarakat
dengan nama ilmu sejarah. Pertentangan kelas terjadi antara kelas borjuis
pemilik modal dan proletar pekerja. Borjuis melakukan eksploitasi terhadap
proletar, yang berujung pada pemberontakan proletar. Pemberontakan tersebut
akan membawa suat revolusi dan menciptakan tatanan masyarakat komunal, tanpa
kelas.
Nietzsche
Nama lengkapnya adalah Wilhelm Friedrich
Nietzsche. Sebenarnya tokoh ini merupakan tokoh nihilisme, akan tetapi proses
pemikirannya dimulai dari materialisme. Dia resah akan keadaan Eropa pada
zamannya, di mana masyarakat takut untuk menjadi maju. Dari sini dia mencoba
untuk mencari tahu penyebab berhentinya perkembangan kebudayaan. Hingga akhirnya
dia menemukan bahwa agama atau lebih spesifiknya Tuhan, adalah penghambat yang
dia cari. Baginya, Tuhan adalah sesuatu yang diciptakan dan disembah oleh
manusia, yang membuat manusia takut akan adanya perubahan dan perkembangan. Dari
situ, dia mengumandangkan bahwa Tuhan telah mati (Gott ist tot), dan kita yang (harus) membunuhnya. Dari sini manusia
ditekankan untuk melepaskan dari dari segala hal yang di jadikan Tuhan, baik
moral maupun agama. Selain itu, dia menekankan agar manusia melakukan hal-hal
yang membuat dirinya berkembang, secara konkret dan nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar