Catatan Filsafat

WEBSITE BERISI CATATAN DAN ANALISIS TENTANG FILSAFAT, ILMU, PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, NILAI, DAN ETIKA
BY MUHAMMAD QATRUNNADA AHNAF
A.K.A. MQAHNAF

Full width home advertisement

Esai

Puisi

Post Page Advertisement [Top]

Thomas Hobbes
Menurut beliau, sifat dasar manusia adalah jahat dan tidak akan pernah bisa diubah. Sehingga manusia pasti mengalami kehancuran dengan sendirinya. Buktinya ketika ayah meletakkan gelas dipinggir meja, lalu sang anak menyenggol gelas tersebut, mereka pasti saling menyalahkan.
Karena sifat dasar manusia adalah jahat dan tidak bisa diubah, kita memerlukan suatu pemerintahan untuk menghindari kaos. Pemerintah disini harus bersifat absolut dan otoriter agar sifat jahat manusia tidak dapat meruntuhkannya. Beliau mengambil contoh seperti sistem tubuh manusia yang terdapat otak sebagai pengontrol utama keseluruhan tubuh, ketika otak terdistorsi makaterdistorsilah keseluruhan tubuh. Begitu juga dengan pemerintahan yang tidak absolut dan otoriter justru akan mudah diruntuhkan sehingga menimbulkan kaos.

John Locke
Menurut beliau sifat dasar manusia adalah netral. Manusia terlahir dalam keadaan kosong. Manusia hanya mendapatkan pengetahuan dengan tiga cara yaitu pengalaman, observasi, dan eksperimen. Inilah mengapa beliau disebut sebagai seorang penganut empirisme. Sehingga sifat manusia tergantung bagaimana pengalamannya selama ini. Buktinya seorang penjahat selalu tinggal dilingkungan para penjahat yang memberikan pengalaman menjadi penjahat selama ini.

Menurut beliau, pengetahuan dibagi menjadi dua. Pertama adalah pengetahuan yang sederhana. Contohnya seperti anda mengetahui tulisan ini. Sedangkan yang kedua adalah pengetahuan yang kompleks. Contohnya seperti mengetahui koin dengan menggunakan pengetahuan tentang lingkaran, bentuk padat, warna emas, dan sebagainya.

Beliau juga membagi dua objek pengetahuan. Pertama adalah objek primer yang bersifat kongkrit dan dapat diobservasi secara langsung dan dilakukan eksperimen secara terpisah seperti suhu, cahaya, massa, dan sebagainya. Kedua adalah objek sekunder yang bersifat abstrak dan hanya dapat dimengerti dengan jalan pengalaman pribadi seperti panas-dingin, berat-ringan, dan sebagainya. Untuk memperoleh pengetahuan yang sebenarnya maka kita harus focus pada pengetahuan yang berobjek primer.

Dengan sifat manusia yang netral maka manusia memiliki kemungkinan untuk menjadi jahat maupun baik. Maka dari itu beliau menolak konsep pemerintah yang absolut dan menggantinya dengan kekuasaan pemerintah yang dibagi. Jika memakai pemerintahan yang absolut, memungkinkan pemerintahan akan jahat sepenuhnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, beliau menyarankan agar kekuasaan pemerintah dibagi menjadi tiga. Pertama adalah yang menegakkan hukum. Kedua adalah yang menjalankan pemerintahan. Ketiga adalah yang mengurusi bidang keagamaan. Sehingga dengan jalan seperti ini, kejahatan dan kebaikan akan berimbang di pemerintahan.

David Hume
Beliau mengatakan bahwa pusat realitas manusia berada di dalam pikiran namun realitas ditangkap melalui indra. Beliau berargumen bahwa realitas hanya dimengerti melalui properti seperti warna, bentuk, dan sebagainya. Sehingga menurutnya jiwa itu tidak ada.

Beliau mencetuskan bahwa terdapat kesesatan dalam metode induktif. Menurut beliau, bukan berarti sesuatu yang anda alami, terjadi secara berulang-ulang maka hal tersebut akan berlaku secara umum. Contohnya seperti anda melihat apel hijau secara berulang-ulang, bukan berarti semua apel adalah berwarne hijau. Akan tetapi beliau juga memiliki kendala dalam memberikan solusi sehingga beliau tetap menyarankan untuk menggunakan metode induktif.

Rene Descartes
Beliau mencetuskan metode skeptis metodis untuk melakukan suatu pengamatan. Metode skeptis adalah dengan meragukan segalanya lalu menelitinya satu-persatu. Beliau meragukan indra karena indra mudah ditipu dengan ilusi. Akan tetapi ketika kita meragukan pikiran kita, itu berarti kita berpikir. Sehingga pikiran adalah hal yang tidak bisa diragukan (cogito ergo sum). Beliau juga menemukan bahwa aksioma juga tidak bisa diragukan seperti segitiga mempunyai tiga sisi dan tiga sudut, setiap yang ada memiliki sebab. Maka dari itu, eksistensi Tuhan tidak bisa diragukan karena Tuhan adalah penyebab eksisnya pikiran. Sehingga dari pembuktian ini membuktikan bahwa terdapat dualisme eksistensi yaitu eksistensi material dan eksistensi immaterial.

Immanuel Kant
Beliau membagi etika menjadi dua yaitu imperatif hipotesis dan imperatif kategoris. Menurut beliau imperative kategoris menyebabkan nilai etika menjadi rancu sehingga tidak tau itu benar atau salah. Contohnya seperti robin hood. Maka dari itu beliau membuat konsep etika yang beliau namai imperatif kategoris dimana baik dan buruk telah ditentukan sebelumnya.

Beliau menyatakan ada 3 syarat untuk sesuatu perilaku dikatakan baik. Pertama adalah universalitas. Suatu harus dapat disetujui oleh seluruh manusia. Kedua adalah motif yang harus selaras dengan hasil akhir. Contohnya jika temanmu yang menurutmu gemuk lalu kamu mengatakan bahwa dia kurus, maka hal tersebut tidak baik karena menyebabkan kerancuan. Ketiga adalah subjek merupakan penentu nilai moral. Sehingga ketika ada orang menemuimu dengan membawa kapak lalu bertanya pasanganmu dimana, anda boleh berkata jujur, namun setelah itu anda dapat memberitahukan pasangan anda untuk pergi dari tempatnya.

J. J. Rousseau
Rousseau berpendapat bahwa manusia cenderung mengikuti hukum rimba (membunuh atau dibunuh). Sehingga konflik yang berkepanjangan pada akhirnya menyadarkan manusia untuk membentuk suatu kesepakatan sosial (kontrak sosial) dalam rangka mempertahankan kepentingan masing-masing. Sehingga muncullah kontrak sosial yang selanjutnya dijalankan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh pihak yang bersengketa. Pihak ketiga bertugas untuk menjalankan kontrak sosial antara pihak yang bersengketa dan pihak yang bersengketa memiliki hak untuk menghancurkan pihak ketiga ketika pihak ketiga tidak menjalankan kontrak sosial sesuai kesepakatan (kepentingan tidak tercapai).

Deisme
Deisme adalah aliran yang menganggap Tuhan adalah sesuatu yang maha cerdas. Sehingga Tuhan tidak perlu mengatur terus menerus alam semesta ini. Tuhan cukup membuat alam semesta ini dengan sempurna lalu meninggalkannya. Ini juga berujung bahwa Deisme menolak segala bentuk mukjizat.

3 komentar:

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib