Apa itu Filsafat
India?
Dalam memahami
filsafat, kita harus mengetahui idealitas filsafat. Dalam memahami idealitas
filsafat, kita harus memahami idealitas kehidupan. Dalam memahami Idealitas
kehidupan, kita harus memahami proses kehidupan. Dalam memahami proses
kehidupan, kita harus memahami realitas kehidupan. Dari sini sebenarnya dapat
dilihat dari filsafat yang begitu kompleks dan abstrak sesungguhnya berawal
dari realitas yang sederhana dan kongkrit.
Filsafat mencoba memecahkan
permasalahan yang sangat kompleks, baik masalah yang baru maupun yang lama.
Dari kompleksitas permasalahan tersebut memunculkan karakteristik pemikiran
dalam memecahkan permasalahan tersebut. Sehingga muncullah suatu jalan
penyelesaian persoalan yang bersifat spekulatif. Maksud dari spekulatif disini
adalah menerka apa yang akan terjadi di masa depan dan menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Persoalan mendasar
Filsafat India
Persoalan yang
mendasar pada filsafat, khususnya filsafat India, dapat kita bagi menjadi 4
hal. Pertama adalah perumusan kembali karakteristik filsafat India. Memang
sangat sulit mengkategorisasi pemikiran filsafat, apalagi filsafat India yang
cenderung metafisik.
Kedua adalah persoalan
dinamis-statis realitas. Filsafat India cenderung membahas bagaimana suatu
realitas sebenarnya. Apakah realitas itu statis? Atau mungkin dinamis?
Ketiga adalah
persoalan sentuhan filsafat dalam perkembangan peradaban. Permasalahan ini
timbul dari pertanyaan mendasar bahwa bagaimana filsafat dapat mengubah dan
mengembangkan suatu peradaban.
Terakhir adalah peran
filsafat. Ini erat sekali hubungannya dengan bagaimana pengaruh filsafat dalam
berbagai sendi kehidupan manusia. Tentu dari keempat persoalan tersebut,
filsafat tidak melakukannya sendiri. Namun dengan kerjasama antara pelbagai
bidang filsafat dan keilmuan. Inilah mengapa filsafat sering disebut memiliki
sifat interdisipliner.
Cakupan Filsafat India
Ada tiga cakupan dari
filsafat India. Pertama adalah cabang-cabang filsafat umum. Seperti metafisika,
epistemologi dan lain sebagainya.
Kedua adalah hubungan
antara realitas dengan idealitas. Filsafat India mencoba untuk membongkar
hubungan antara realitas dengan idealitas. Sehingga filsafat mencoba untuk
berspekulasi bagaimana hubungan keduanya.
Ketiga adalah
perkembangan sosial-budaya. Perkembangan tersebut, oleh filsafat, ditangkap
lalu dianalisis hingga menemukan hakikat perkembangannya. Lalu digunakan untuk
memecahkan persoalan yang ada.
Kontekstualitas
Filsafat India
Kontekstualitas
filsafat India adalah bagaimana filsafat dapat mendeskripsikan kenyataan.
Sehingga mau tidak mau pemikiran harus beradaptasi dengan berbagai lingkungan,
baik lingkungan filsafat maupun non-filsafat. Maka dari itu, akan dibahas pula
bagaimana siklus reinkarnasi filsafat India.
Aktualitas Filsafat
India
Filsafat India dapat
dilihat aktualitasnya dalam sebagai proses belajar dari realitas masyarakat
pada saat itu. Sehingga filsafat cenderung melakukan kritik atas kekinian. Dari
hal itu filsafat selalu memberi jawaban yang fleksibel akan realitas yang
terjadi dimasa yang akan datang. Sehingga dari serangkaian proses belajar tadi,
hal tersebut merupakan salah satu sumber pengetahuan dari filsafat itu sendiri.
Tokoh Filsafat India
Modern-Kontemporer
Svami Sri Ramakrishna
Beliau merupakan
penganut aliran Advaita Vedanta. Aliran tersebut merupakan aliran yang bersifat
non-dualisme. Sehingga Atman dan Brahman adalah satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan.
Terdapat dua ajaran
dari beliau, yaitu Bhakti dan Tantra. Bhakti adalah kegiatan spiritual, yaitu
kegiatan yang membuat kita bersatu dengan yang absolut (Brahman). Tantra adalah
meditasi atau ritual, yaitu proses memasukkan kekuatan Brahman ke dalam Atman.
Perjalanan spiritual
yang dialami oleh beliau berawal dari pengabdiannya kepada Kali. Lalu
pengabdian kepada Rama hingga melaksanakan ritual Tantra Bhaivari Bahmani.
Akhirnya melakukan pengabdian kepada Wisnu.
Dari serangkaian
perjalanan yang beliau alami, beliau mendapatkan pencerahan bahwa dalam jalan
kehidupan pasti terdapat tujuan hidup. Proses dalam melewati jalan kehidupan
merupakan hal yang penting. Dalam melewati jalan kehidupan dan mencapai tujuan
hidup diperlukan pengalaman spiritual di dalamnya. Pengalaman spiritual ini
bertugas memberi makna dari kehidupan itu sendiri.
Menurut beliau,
pertapaan adalah cara untuk mendapatkan pengalaman spiritual. Pertapaan adalah
metode penguasaan diri. Berawal dari penerimaan wahyu hingga kehilangan diri
pribadi serta pemahaman diri yang hakiki. Akhirnya mendapatkan penerangan atau
pencerahan dalam kehidupan.
Muncul kritik atas
pemikiran beliau. Kritik yang dilayangkan salah satunya menyatakan bahwa
pemikiran tersebut hanya mementingkan pengalaman spiritual pribadi. Sehingga
hal tersebut tidak berguna untuk kesejahteraan rakyat, padahal kepentingan
masyarakat dan negara itu lebih penting.
Dari kritik di atas,
beliau melakukan klarifikasi atas kritik tersebut. Beliau mengatakan bahwa
pengalaman spiritual membuat orang menjadi tergugah jiwanya untuk saling tolong
menolong. Menurut beliau, untuk paham akan sesuatu maka harus memahami terlebih
dahulu. Sehingga untuk menolong harus menolong diri sendiri terlebih dahulu.
Kesimpulan dari
pemikiran beliau menyatakan bahwa Tuhan dan makhluk adalah satu kesatuan dan
tujuan dari kehidupan adalah realisasi akan Tuhan (Brahman) dalam diri manusia (Atman).
Svami Vivekananda
Beliau adalah murid
dari Svami Sri Ramakrishna. Beliau melanjutkan dan mengembangkan pemikiran
gurunya tersebut.
Menurut beliau Tuhan
(Brahman) adalah realitas. Sehingga realitas haruslah satu dan absolut. Alam
semesta atau dunia (Maya) hanyalah perwujudan dari Tuhan. Muncullah pertanyaan bagaimana
kita mengetahui hal tersebut. Beliau mengemukakan mengetahui hal tersebut
dengan cara “sat-cit-ananda”. Sat adalah penyadaran. Cit adalah pengetahuan.
Ananda adalah pencerahan.
Dari cara tersebut
muncul empat metode Yoga atau pemahaman tentang yang absolut. Pertama adalah
Jnana Yoga atau dengan pengetahuan. Pengetahuan di sini dengan cara membaca,
pengalaman langsung, meditasi, dan dari guru.
Kedua adalah Bhakti
Yoga atau dengan perasaan. Perasaan di sini menyadari dengan cinta dan
pengabdian.
Ketiga adalah Karma
Yoga atau perilaku. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang baik seperti
memberi makan orang kelaparan dan sebagainya.
Terakhir adalah Raja
Yoga atau kejiwaan (psikologis). Menyelaraskan aspek kejiwaan dengan yang ilahi
atau absolut.
Terdapat 3 tahapan
dalam pengabdian. Pertama adalah ibadah eksternal yaitu dengan jalan material
secara fisik. Kedua adalah berdoa dengan nama Tuhan yang termasuk dengan jalan
immaterial atau non-fisik. Yang terakhir dengan jalan meditasi yang akhirnya
menyadari kebersatuan dengan yang absolut.
Menurut beliau
meditasi memerlukan konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi itu bertujuan untuk
menghilangkan keinginan hingga mencari pencerahan. Akhirnya menyadari
keberadaan ilahi yang maha esa.
Tujuan dari
menghilangkan keinginan ini agar tidak pamrih dalam berbuat baik. Sehingga
dalam membantu masyarakat akan membantu layaknya seorang master atau
professional.
Beliau juga
berpendapat bahwa agama itu sangat penting. Sebagai proses realisasi Tuhan dan
karena semua agama merujuk kepada Tuhan yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar