Catatan Filsafat

WEBSITE BERISI CATATAN DAN ANALISIS TENTANG FILSAFAT, ILMU, PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, NILAI, DAN ETIKA
BY MUHAMMAD QATRUNNADA AHNAF
A.K.A. MQAHNAF

Full width home advertisement

Esai

Puisi

Post Page Advertisement [Top]

Apa itu Filsafat India?

Dalam memahami filsafat, kita harus mengetahui idealitas filsafat. Dalam memahami idealitas filsafat, kita harus memahami idealitas kehidupan. Dalam memahami Idealitas kehidupan, kita harus memahami proses kehidupan. Dalam memahami proses kehidupan, kita harus memahami realitas kehidupan. Dari sini sebenarnya dapat dilihat dari filsafat yang begitu kompleks dan abstrak sesungguhnya berawal dari realitas yang sederhana dan kongkrit.

Filsafat mencoba memecahkan permasalahan yang sangat kompleks, baik masalah yang baru maupun yang lama. Dari kompleksitas permasalahan tersebut memunculkan karakteristik pemikiran dalam memecahkan permasalahan tersebut. Sehingga muncullah suatu jalan penyelesaian persoalan yang bersifat spekulatif. Maksud dari spekulatif disini adalah menerka apa yang akan terjadi di masa depan dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

Persoalan mendasar Filsafat India

Persoalan yang mendasar pada filsafat, khususnya filsafat India, dapat kita bagi menjadi 4 hal. Pertama adalah perumusan kembali karakteristik filsafat India. Memang sangat sulit mengkategorisasi pemikiran filsafat, apalagi filsafat India yang cenderung metafisik.

Kedua adalah persoalan dinamis-statis realitas. Filsafat India cenderung membahas bagaimana suatu realitas sebenarnya. Apakah realitas itu statis? Atau mungkin dinamis?

Ketiga adalah persoalan sentuhan filsafat dalam perkembangan peradaban. Permasalahan ini timbul dari pertanyaan mendasar bahwa bagaimana filsafat dapat mengubah dan mengembangkan suatu peradaban.

Terakhir adalah peran filsafat. Ini erat sekali hubungannya dengan bagaimana pengaruh filsafat dalam berbagai sendi kehidupan manusia. Tentu dari keempat persoalan tersebut, filsafat tidak melakukannya sendiri. Namun dengan kerjasama antara pelbagai bidang filsafat dan keilmuan. Inilah mengapa filsafat sering disebut memiliki sifat interdisipliner.

Cakupan Filsafat India

Ada tiga cakupan dari filsafat India. Pertama adalah cabang-cabang filsafat umum. Seperti metafisika, epistemologi dan lain sebagainya.

Kedua adalah hubungan antara realitas dengan idealitas. Filsafat India mencoba untuk membongkar hubungan antara realitas dengan idealitas. Sehingga filsafat mencoba untuk berspekulasi bagaimana hubungan keduanya.

Ketiga adalah perkembangan sosial-budaya. Perkembangan tersebut, oleh filsafat, ditangkap lalu dianalisis hingga menemukan hakikat perkembangannya. Lalu digunakan untuk memecahkan persoalan yang ada.

Kontekstualitas Filsafat India

Kontekstualitas filsafat India adalah bagaimana filsafat dapat mendeskripsikan kenyataan. Sehingga mau tidak mau pemikiran harus beradaptasi dengan berbagai lingkungan, baik lingkungan filsafat maupun non-filsafat. Maka dari itu, akan dibahas pula bagaimana siklus reinkarnasi filsafat India.

Aktualitas Filsafat India

Filsafat India dapat dilihat aktualitasnya dalam sebagai proses belajar dari realitas masyarakat pada saat itu. Sehingga filsafat cenderung melakukan kritik atas kekinian. Dari hal itu filsafat selalu memberi jawaban yang fleksibel akan realitas yang terjadi dimasa yang akan datang. Sehingga dari serangkaian proses belajar tadi, hal tersebut merupakan salah satu sumber pengetahuan dari filsafat itu sendiri.

Tokoh Filsafat India Modern-Kontemporer

Svami Sri Ramakrishna

Beliau merupakan penganut aliran Advaita Vedanta. Aliran tersebut merupakan aliran yang bersifat non-dualisme. Sehingga Atman dan Brahman adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Terdapat dua ajaran dari beliau, yaitu Bhakti dan Tantra. Bhakti adalah kegiatan spiritual, yaitu kegiatan yang membuat kita bersatu dengan yang absolut (Brahman). Tantra adalah meditasi atau ritual, yaitu proses memasukkan kekuatan Brahman ke dalam Atman.

Perjalanan spiritual yang dialami oleh beliau berawal dari pengabdiannya kepada Kali. Lalu pengabdian kepada Rama hingga melaksanakan ritual Tantra Bhaivari Bahmani. Akhirnya melakukan pengabdian kepada Wisnu.

Dari serangkaian perjalanan yang beliau alami, beliau mendapatkan pencerahan bahwa dalam jalan kehidupan pasti terdapat tujuan hidup. Proses dalam melewati jalan kehidupan merupakan hal yang penting. Dalam melewati jalan kehidupan dan mencapai tujuan hidup diperlukan pengalaman spiritual di dalamnya. Pengalaman spiritual ini bertugas memberi makna dari kehidupan itu sendiri.

Menurut beliau, pertapaan adalah cara untuk mendapatkan pengalaman spiritual. Pertapaan adalah metode penguasaan diri. Berawal dari penerimaan wahyu hingga kehilangan diri pribadi serta pemahaman diri yang hakiki. Akhirnya mendapatkan penerangan atau pencerahan dalam kehidupan.

Muncul kritik atas pemikiran beliau. Kritik yang dilayangkan salah satunya menyatakan bahwa pemikiran tersebut hanya mementingkan pengalaman spiritual pribadi. Sehingga hal tersebut tidak berguna untuk kesejahteraan rakyat, padahal kepentingan masyarakat dan negara itu lebih penting.

Dari kritik di atas, beliau melakukan klarifikasi atas kritik tersebut. Beliau mengatakan bahwa pengalaman spiritual membuat orang menjadi tergugah jiwanya untuk saling tolong menolong. Menurut beliau, untuk paham akan sesuatu maka harus memahami terlebih dahulu. Sehingga untuk menolong harus menolong diri sendiri terlebih dahulu.

Kesimpulan dari pemikiran beliau menyatakan bahwa Tuhan dan makhluk adalah satu kesatuan dan tujuan dari kehidupan adalah realisasi akan Tuhan (Brahman) dalam diri manusia (Atman).

Svami Vivekananda

Beliau adalah murid dari Svami Sri Ramakrishna. Beliau melanjutkan dan mengembangkan pemikiran gurunya tersebut.

Menurut beliau Tuhan (Brahman) adalah realitas. Sehingga realitas haruslah satu dan absolut. Alam semesta atau dunia (Maya) hanyalah perwujudan dari Tuhan. Muncullah pertanyaan bagaimana kita mengetahui hal tersebut. Beliau mengemukakan mengetahui hal tersebut dengan cara “sat-cit-ananda”. Sat adalah penyadaran. Cit adalah pengetahuan. Ananda adalah pencerahan.

Dari cara tersebut muncul empat metode Yoga atau pemahaman tentang yang absolut. Pertama adalah Jnana Yoga atau dengan pengetahuan. Pengetahuan di sini dengan cara membaca, pengalaman langsung, meditasi, dan dari guru.

Kedua adalah Bhakti Yoga atau dengan perasaan. Perasaan di sini menyadari dengan cinta dan pengabdian.

Ketiga adalah Karma Yoga atau perilaku. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang baik seperti memberi makan orang kelaparan dan sebagainya.

Terakhir adalah Raja Yoga atau kejiwaan (psikologis). Menyelaraskan aspek kejiwaan dengan yang ilahi atau absolut.

Terdapat 3 tahapan dalam pengabdian. Pertama adalah ibadah eksternal yaitu dengan jalan material secara fisik. Kedua adalah berdoa dengan nama Tuhan yang termasuk dengan jalan immaterial atau non-fisik. Yang terakhir dengan jalan meditasi yang akhirnya menyadari kebersatuan dengan yang absolut.

Menurut beliau meditasi memerlukan konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi itu bertujuan untuk menghilangkan keinginan hingga mencari pencerahan. Akhirnya menyadari keberadaan ilahi yang maha esa.

Tujuan dari menghilangkan keinginan ini agar tidak pamrih dalam berbuat baik. Sehingga dalam membantu masyarakat akan membantu layaknya seorang master atau professional.

Beliau juga berpendapat bahwa agama itu sangat penting. Sebagai proses realisasi Tuhan dan karena semua agama merujuk kepada Tuhan yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib