Catatan Filsafat

WEBSITE BERISI CATATAN DAN ANALISIS TENTANG FILSAFAT, ILMU, PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, NILAI, DAN ETIKA
BY MUHAMMAD QATRUNNADA AHNAF
A.K.A. MQAHNAF

Full width home advertisement

Esai

Puisi

Post Page Advertisement [Top]

            Tokoh positivisme yang akan dibahas: Comte, Mill, dan Spencer.

Comte
            Nama adalah Auguste Comte. Dia merumuskan pemikiran mengenai positivisme. Positivisme adalah aliran yang menekankan pada fakta-fakta yang terukur, dapat diukur. Dia menolak empirisme karena empirisme masih mengakui hal-hal rohani yang tidak dapat dibuktikan. Dengan demikian positivisme adalah aliran yang tidak mengandalkan indra, namun mengandalkan ukuran, tolak ukur dari fakta.
            Dia merumuskan bahwa terdapat tiga tahap perkembangan manusia. Pertama adalah tahap teologis. Tahap ini, manusia percaya akan kekuatan yang berada di luar manusia, seperti dewa maupun dewi. Kebenaran tahap ini masih tataran iman. Kedua adalah tahap metafisik. Tahap ini, manusia percaya akan kekuatan pikirannya dan mengabstraksi serta mengonsepkan hal-hal yang mereka percaya sebelumnya pada tahap teologis menjadi hal yang logis. Kebenaran tahap ini masih tataran relatif. Ketiga adalah tahap positif. Tahap ini, manusia percaya kepada fakta-fakta terukur saja. Kebenaran tahap ini berada pada tataran kepastian. Masa di mana manusia mencapai tahap positif, adalah di mana manusia mencapai kejayaannya.

Mill
            Nama lengkapnya adalah John Stuart Mill. Dia mencoba untuk membakukan hal-hal yang merupakan ukuran dalam mencari kebenaran. Dia menamai ukuran-ukuran tersebut sebagai metode sains dan bersifat induktif. Itulah mengapa dia sering disebut bapak positivisme logis. Dia menolak pemikiran deduktif karena tidak menemukan hal baru ataupun kebenaran baru. Dia beranggapan bahwa apa yang terjadi di alam merupakan sesuatu yang determinis dan pasti ukuran-ukurannya. Dia menawarkan lima metode dalam menemukan kebenaran, yaitu: metode penghilangan, pengulangan, perbandingan lurus, perbandingan terbalik, dan campuran. Selain itu, dia juga membuat etika utilitarian. Etika utilitarian berbau sangat positivisme. Di mana yang baik adalah yang ukurannya paling banyak memberikan manfaat nyata.

Spencer

            Nama lengkapnya adalah Herbert Spencer. Pemikiran dia adalah positivisme sintetik. Hal ini adalah positivisme yang menekankan pada proses, pada perubahan. Itulah mengapa Spencer sangat mendukung hukum termodinamika dan hukum evolusi. Dukungannya terhadap perubahan, dia juga mencetuskan liberalisme utilitarian. Liberalisme utilitarian memandang bahwa yang baik adalah yang memberikan paling banyak kebebasan dan perubahan nyata.

1 komentar:

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib