Pareto
mengungkapkan bahwa masyarakat hanyalah suatu sistem atau wadah untuk
berkumpulnya individu. Namun hal tersebut tidak berati bahwa masyarakat lebih
tinggi dari individu. Justru individulah hal yang ada, masyarakat hanya
merupakan sistem saja.
Bagi
Pareto, individulah yang merupakan penggerak dari adanya masyarakat. Maka dari
itu, yang mengubah bentuk masyarakat, yang menggerakkan roda kemasyarakatan
adalah individu. Namun, individu ia pandang sebagai suatu hal yang mekanistik,
tak memiliki rasio. Individu bekerja berdasarkan sentimen-sentimen umum yang
tak disadari.
Bagi
Pareto, individu bergerak secara mekanis. Secara umum, terdapat lima hal yang
merupakan hal mekanis dalam diri individu. Pertama adalah residu. Residu adalah
endapan, yang berarti suatu perilaku manusia yang tetap, dan tak pernah berubah
seiring berkembangnya zaman dan ruang. Terdapat enam hal pokok dalam residu
yaitu pertama adalah kecenderungan untuk mengaitkan hal yang tidak ada
kaitannya, kedua adalah mempertahankan apa yang telah dibuat, ketiga adalah
mengungkapkan emosi secara lahiriah, keempat adalah sosialitas yaitu
kecenderungan untuk bersatu dengan orang lain, kelima adalah mempertahankan
diri sebagai individu yang utuh, keenam adalah mengarahkan dan mengungkapkan
seksualitas. Keenam hal residu tersebut dapat dikategorikan menjadi dua hal
yaitu hal yang produktif-aktif dan konservatif-konformistis.
Kedua
adalah derivasi. Derivasi adalah perilaku yang merupakan turunan dari residu,
untuk kebutuhan pergaulan dengan individu lain. Terdapat tiga derivasi dalam
individu yaitu pertama adalah menyatakan persetujuan tanpa alasan, kedua adalah
menumpang pada kewibawaan orang lain maupun Tuhan, ketiga adalah membenarkan
yang cocok dengan diri mereka.
Ketiga
adalah kesukaan. Individu memiliki kesenangan terhadap suatu hal. Kesenangan
ini tidak perlu dipertanyakan maupun dirasionalisasikan.
Keempat
adalah kepentingan. Ini merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu yang
didasari pada kecenderungan untuk mencapai suatu hal seperti benda, jabatan,
maupun kekuasaan. Semua kesepakatan pun didasari oleh kepentingan, sayangnya
adalah kepentingan perseorangan maupun golongan saja.
Kelima
adalah heterogenitas sosial. Sosial bersifat heterogen yang mana sosial satu
berbeda dengan sosial lainnya, bergantung pada individu yang di dalamnya.
Kendati demikian, heterogenitas ini memberikan suatu identitas kepada
individunya untuk membedakan dirinya dengan sosial lainnya. Namun, pada
dasarnya semuanya sama, bekerja dengan mekanika yang sama, segalanya hanyalah
pengulangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar