Catatan Filsafat

WEBSITE BERISI CATATAN DAN ANALISIS TENTANG FILSAFAT, ILMU, PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, NILAI, DAN ETIKA
BY MUHAMMAD QATRUNNADA AHNAF
A.K.A. MQAHNAF

Full width home advertisement

Esai

Puisi

Post Page Advertisement [Top]

Filsafat Sosial Vilfredo Pareto

Pareto mengungkapkan bahwa masyarakat hanyalah suatu sistem atau wadah untuk berkumpulnya individu. Namun hal tersebut tidak berati bahwa masyarakat lebih tinggi dari individu. Justru individulah hal yang ada, masyarakat hanya merupakan sistem saja.

Bagi Pareto, individulah yang merupakan penggerak dari adanya masyarakat. Maka dari itu, yang mengubah bentuk masyarakat, yang menggerakkan roda kemasyarakatan adalah individu. Namun, individu ia pandang sebagai suatu hal yang mekanistik, tak memiliki rasio. Individu bekerja berdasarkan sentimen-sentimen umum yang tak disadari.

Bagi Pareto, individu bergerak secara mekanis. Secara umum, terdapat lima hal yang merupakan hal mekanis dalam diri individu. Pertama adalah residu. Residu adalah endapan, yang berarti suatu perilaku manusia yang tetap, dan tak pernah berubah seiring berkembangnya zaman dan ruang. Terdapat enam hal pokok dalam residu yaitu pertama adalah kecenderungan untuk mengaitkan hal yang tidak ada kaitannya, kedua adalah mempertahankan apa yang telah dibuat, ketiga adalah mengungkapkan emosi secara lahiriah, keempat adalah sosialitas yaitu kecenderungan untuk bersatu dengan orang lain, kelima adalah mempertahankan diri sebagai individu yang utuh, keenam adalah mengarahkan dan mengungkapkan seksualitas. Keenam hal residu tersebut dapat dikategorikan menjadi dua hal yaitu hal yang produktif-aktif dan konservatif-konformistis.

Kedua adalah derivasi. Derivasi adalah perilaku yang merupakan turunan dari residu, untuk kebutuhan pergaulan dengan individu lain. Terdapat tiga derivasi dalam individu yaitu pertama adalah menyatakan persetujuan tanpa alasan, kedua adalah menumpang pada kewibawaan orang lain maupun Tuhan, ketiga adalah membenarkan yang cocok dengan diri mereka.

Ketiga adalah kesukaan. Individu memiliki kesenangan terhadap suatu hal. Kesenangan ini tidak perlu dipertanyakan maupun dirasionalisasikan.

Keempat adalah kepentingan. Ini merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu yang didasari pada kecenderungan untuk mencapai suatu hal seperti benda, jabatan, maupun kekuasaan. Semua kesepakatan pun didasari oleh kepentingan, sayangnya adalah kepentingan perseorangan maupun golongan saja.


Kelima adalah heterogenitas sosial. Sosial bersifat heterogen yang mana sosial satu berbeda dengan sosial lainnya, bergantung pada individu yang di dalamnya. Kendati demikian, heterogenitas ini memberikan suatu identitas kepada individunya untuk membedakan dirinya dengan sosial lainnya. Namun, pada dasarnya semuanya sama, bekerja dengan mekanika yang sama, segalanya hanyalah pengulangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib